JAKARTA. PT XL Axiata Tbk berencana menjual sebagian besar menara
telekomunikasi yang mereka miliki. Emiten berkode saham EXCL ini akan
menjual 8.000 menara dengan nilai mencapai sekitar Rp 14 triliun.
EXCL, saat ini, menguasai 10.000 menara. Jika rencana penjualan aset itu terwujud, EXCL nanti tinggal memiliki 2.000 menara.
Direktur Utama EXCL Hasnul Suhaimi menjelaskan, perusahaannya
berencana menyewa kembali menara tersebut setelah dijual kepada pihak
lain. Tujuan penjualan adalah menekan biaya operasional dan pemeliharaan
menara. "Daripada kami mengurusi menara, tapi biayanya besar, lebih
baik kami jual saja," ungkap Hasnul, akhir pekan lalu.
Untuk menyewa satu menara, menurut Hasnul, EXCL hanya perlu
mengeluarkan biaya Rp 11 juta hingga Rp 15 juta per tahun. Biasanya
kontrak dibuat untuk jangka waktu 10 tahun. Jadi, dalam satu tahun,
emiten ini mengeluarkan biaya sekitar Rp 120 miliar untuk menyewa
sekitar 8.000 menara.
Mengacu ke laporan keuangan 30 Juni 2012, EXCL memiliki beban sekitar
Rp 392,61 miliar untuk perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur
jaringan. Ada pula beban senilai Rp 14,27 miliar untuk perbaikan dan
pemeliharaan bukan infrastruktur jaringan.
Perusahaan ini juga perlu menjual menara telekomunikasi karena ingin
fokus ke bisnis inti. Oleh karena itu, Hasnul menyatakan, menara
tersebut lebih baik dijual kepada pihak lain yang lebih ahli sehingga
kualitas pelayanannya juga bisa meningkat.
Namun demikian, manajemen EXCL tidak mematok target waktu penjualan
menara tersebut. EXCL akan melepas menara kepada investor jika harganya
cocok.
Sebelumnya, tiga emiten yang bergerak di bisnis penyedia menara
dikabarkan mengincar menara milik EXCL. Ketiga perusahaan itu adalah PT
Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Solusi Tunas Pratama Tbk
(SUPR), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Sebagai gambaran, pada 2008 silam, EXCL juga pernah berkeinginan
menjual menara miliknya tetapi tersandung krisis ekonomi global yang
menghantam nilai tukar rupiah dan kemampuan membeli perusahaan penawar.
Kala itu, Moratel telah keluar menjadi pemenang untuk aset yang
ditawarkan.
Pengamat pasar modal Jimmy Dimas Wahyu mengatakan, penjualan menara
akan berdampak positif bagi kinerja EXCL. Selain bisa menekan biaya
pemeliharaan, manajemen EXCL akan mendapatkan tambahan dana dari hasil
penjualan menara tersebut. "Di samping itu, penjualan ini bisa saja
digunakan untuk persiapan masuk 4G (generasi keempat)," ujar dia.
Langkah EXCL juga akan membawa sentimen positif bagi pergerakan saham
emiten ini. Investor diperkirakan akan masuk karena kinerja EXCL
semakin kuat.
Di sisi lain, pemain sektor telekomunikasi, termasuk EXCL, hingga
akhir tahun akan terbantu oleh lonjakan trafik telekomunikasi semasa
liburan dan juga kemungkinan adanya aksi window dressing. "Selama
harganya di atas Rp 6.500 per saham, EXCL masih uptrend, tutur Jimmy.
Harga saham EXCL pada perdagangan Jumat (28/9) pekan lalu menguat 0,76% menjadi Rp 6.650 per saham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar